Pengembara
Cinta
£££
Janganlah
engkau mengetahui untuk tahu, tapi ketahuilah untuk engkau amalkan karena
belajar yang sejati ialah belajar mengamalkan pengetahuan-pengetahuan yang
telah kita ketahui (A.B.U) £££
Hari
demi hari Alim lalui dengan kesederhanaan, mencari terang dalam gelap pekatnya
kehidupan, berpikir dan mengamati untuk mempelajari arti yang tersembunyi.
Kemudian, dirinya terus mencari, untuk apakah dirinya diberikan kehidupan ini?
Lingkungan baru, budaya baru, teman-teman yang baru, menuntunnya dalam haru
canda dan tawa, dalam sadar dibalutan ketidaksadaran dirinya terus mencari.
Alim
merasa terbebani dengan tanggung jawabnya dalam memahami seluruh materi-materi
yang dipelajari dalam proses perkuliahan. Alim berpikir, apakah aku mampu
memahami dengan baik sebelas mata kuliah dalam waktu empat bulan? Memahami
banyak sekali indikator-indikator dalam satu makul hanya dalam empat belas kali
pertemuan? Hal ini pastilah sangat sulit. Kemudian bagaimana caraku
mempelajarinya?
Hari
ini, dalam kelas yang menjadi tempat perkuliahan Alim, dia terlarut dalam
renungan yang sangat serius, dia tidak menyadari hal-hal yang terjadi di
sekelilingnya, kemudian dia merasa sedang menyendiri dalam ruang yang hampa
akan segalanya. Kegelapan menyelimuti ruang tersebut. Alim serasa duduk di
tempat yang berputar, dan terdengar suara-suara yang mentertawakan dirinya,
sembari banyak gemuruh suara yang meneriakkan apa yang sedang Alim tanyakan.
Alim menjadi takut, dia memejamkan matanya, menutup telinganya dan berteriak
sangat keras “tolong aku,,,, aku takut”.
Tersentak,
tiba-tiba Alim bangkit dari duduknya dan dia masih berada dalam kelas yang
kosong. Dia melihat jam di
HPnya,,,ternyata perkuliahan telah usai dan seluruh teman-temannya telah
meninggalkannya. Alim kembali duduk, dia berpikir, apa yang sedang dirinya
Alami tadi? Di manakah dirinya tadi? Dia merasa sedang berada dalam dimensi
lain dan itu nyata. Kemudian, Alim seakan-akan mendengarkan suara yang berbisik
kepadanya dan suara tersebut juga tidak Alim ketahui dari mana datangnya “Mengapa
engkau mempelajari dengan sangat serius pengetahuan-Nya, jika engkau tidak
mengenal siapa yang memiliki pengetahuan tersebut? jika engkau memfokuskan
hidupmu pada kegiatan mencari dan mempelajari pengetahuannya, maka engkau akan
tersesat dalam menjalani kehidupanmu, maka carilah Dia yang memiliki pengetahuan.
Maka, bisa jadi engkau akan mengetahui segala apa yang diketahui-Nya. Jadikanlah
pengetahuanmu jembatan menuju sang pemilik pengetahuan, begitulah caranya dan
memang untuk itulah pengetahuan itu ada”.
Alim
kembali tersentak untuk yang kedua kalinya, dia masih berada di ruang yang
sama. Dia menampari pipinya, dia merasakan rasa sakit dan dia sadar bahwa
dirinya sadar. Kemudian Alim memutuskan untuk keluar kelas, sambil berjalan dia
memikirkan hal-hal yang dia alami dalam kelas tadi, dan dia sedang mencari
hikmah yang terkandung dalam kejadian-kejadian yang telah dia alami. Kemudian dia
duduk-duduk di depan Gedung A, tempat dirinya kuliah. Di depan gedung tempat
Alim kuliah banyak organisasi eksternal kampus sedang membuka stand pendaftaran
kegiatan kaderisasi yang akan diselenggarakan oleh organisasi-organisasi
tersebut, seperti PMII, HMI dan IMM. Namun, karena Alim tertarik untuk ikut
menjadi kader PMII, jadi dia duduk di stand pendaftaran proses kaderisasi dari PMII
dan kebetulan juga di stand pendaftaran itu ada orang-orang yang Alim kenal
dari proses OSCAAR, yaitu mbak Mc Ana dan mbak Ica.
Mbak
Mc Ana menyapa Alim “Pagi dik? Habis kuliah ta?” Mbak Mc Ana menyapa sambil
tersenyum.
Alim
langsung menjawab “Ia mbak, habis kuliah pengantar stadi Islam, pean ndak
kuliah ta?” Alim menjawab pertanyaan mbak Mc Ana dengan ekspresi datar.
“Ndak
dik, makanya saya jaga stand, tapi ini juga merupakan proses perkuliahan
lo,,,malahan bobot perkuliahan jaga stand ini tu 3 SKS,,,hehehe” Mbak Mc
langsung menjawab dengan enerjik dan ekspresi yang sedikit centil. Kemudian, Mbak
Ica langsung menyahut “Siapa dik dosen yang ngajar pean tadi? Hehehe, pean kok
terlihat murung? Ada apa?”.
Alim
tersenyum, kemudian dia menjawab “Pak Amir mbak, saya gak papa kok, cuman lagi
kepikiran sesuatu aja, tentang perkuliahan”.
“Enak
lo di ajar pak Amir itu,,,,Orangnya tegas tapi gak pelit law ngasih nilai”
lagi-lagi Mbak Ica yang menyahuti perkataan Alim, sedangkan Mbak Mc sedang
asyik mempromosikan kegiatan MAPABA dari PMII kepada maba-maba yang keluar
masuk gedung A fakultas Tarbiyah.
“Tapi
saya malah jadi bingung Mbak dan saya juga merasa takut” Alim masih menunjukkan
ekspresi wajah yang datar.
Mbak
Ica mendekat kepada Alim “Apa yang pean bingung dan takutkan dik? Critao,
mungkin kami bisa bantu” Mbak ica berbicara dengan nada lembut dan menunjukkan
rasa simpati yang luar biasa.
“Saya
hanya bingung terkait cara saya bisa memahami seluruh materi kuliah yang begitu
banyak, dengan waktu yang relative singkat Mbak dan saya takut jika nilai saya
besok tidak sebanding dengan kompetensi yang saya miliki, menurut pean saya
harus bagaimana Mbak?”
Mbak
Ica mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berkata “Hem,,,,geh,,geh,,,geh,,,saya
paham problematika yang sedang pean alami” kemudian dia tersenyum dan melihat
wajah Alim dan berkata “Gini lo dik,,pean boleh berpikir ideal, itu bagus, tapi
ya jangan sampai terlarut dalam kebingungan dan ketakutan, jalani aja tiap
proses yang pean alami dengan semaksimal mungkin dan masalah hasilnya,,,pasrahkan
aja pada Allah SWT,,,gitu menurutku. hehehe” dia mengakhiri pituturnya dengan
sedikit tawa.
“Em,,,gitu
ya mbak,,,geh,,,saya paham,,,terimakasih karena telah memberi saya secercah
wawasan dan sinar harapan, hehehe” Alim mulai bisa tertawa “Maksudnya jaga
stand MAPABA itu sama kayak kuliah dengan bobot 3 SKS itu apa Mbak Mc? Saya kok
ndak paham ia?” Alim bertanya sambil mencolek lengan mbak Mc.
Mbak
Mc menoleh dan berkata “Gini lo maksudnya dik, dalam perkuliahan kan kita hanya
diberi wawasan berupa materi aja kan, tapi pendidikan karakter dan mental kita
kurang dapat terbentuk jika hanya dengan mengikuti proses perkuliahan saja,
oleh sebab itu, ada yang namanya kuliah tambahan, ya kayak gini ni contohnya,
saya di sini ini belajar menjadi orang yang bertanggung jawab, selalu tampil
funny, berani dan kreatif. Agar nantinya saya dapat memiliki keunggulan
karakter dari pada orang lain dan kuliah tambahan ini kadang-kadang memang
lebih penting daripada kuliah pokok dik, gimana? Paham kan? Hehehe” mbak Mc
tersenyum
“Wuh,,,sip
itu mbak,,,hehehe,,,gagasannya mantap” Alim berkata sambil menegakkan jempol
tangan kanannya.
Mbak
Ica menyahut “Makanya dik, untuk saat ini pean baiknya juga punya jadwal kuliah
tambahan, hehehe,,,pean belajar jadi mobilisator masa (Pengumpul masa) aja,
soalnya kemampuan tersebut sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru.
Masak guru gak bisa memobilisasi masa? Kan lucu,,,hehehe”.
Alim
langsung menyahut “Gimana Mbak caranya?”.
“Gampang
dik, pean kan uda tau law ikut proses kaderisasi di organisasi eksternal kampus
itu baik, oleh sebab itu,,,ajaken aja teman-teman pean untuk ikut kegiatan MAPABA ini,,,kamu akan
mulai belajar bicara, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain saat ini,,,dan
semakin banyaknya teman kamu yang ikut kegiatan PMII berarti seperti itulah ukuran
kemampuan kamu dik. Hehehe,,,tapi kami tidak berniat merintah lo ya,,,kami
hanya memberi wawasan,,,masalah kamu mau melaksanakannya atau tidak,,,itu
masalah pribadi pean,,,kami tidak menuntut pean bertindak seperti robot yang
kami kendalikan, tapi,,,pikirkanlah baik-baik kebenaran kata-kata kami” mbak
Ica menjawab pertanyaan Alim dengan ekspresi sangat serius.
“Ia
mbak,,,trimakasih atas wawasannya,,,nanti saya akan coba bantu,,,hehehe,,,saya
juga pengen belajar dan melatih mental kok. Hehehe, tapi konsep kegiatan MAPABA
itu gimana mbak? Nanti disana kita ngapain aja???”
Mbak
Mc menjawab “Banyak dik,,,yang jelas kegiatan MAPABA itu beda sama OSCAAR,
nanti di sana pean ada kegiatan olah raga bareng, dapat materi juga, mulai dari
sejarah lahirnya PMII, terus Nilai Dasar Pergerakan PMII, Aswaja Sebagai Manhajul
fikr PMII, keIndonesiaan, keislaman dan mulok (muatan lokal) yang berupa
materi tentang pendidikan, pean juga dapat waktu diskusi, gurau, dan
bersenang-senang di hari akhir untuk membangun rasa emosional antar anggota
baru, biasanya bermain bersama di tempat wisata terdekat dan pean tidak perlu
bayar lagi, cukup dengan mengeluarkan biaya pendaftaran MAPABA aja, enak to?
hehehe” mbak Mc berbicara dengan sangat lancar dan dengan tempo sedikit cepat.
“Okelah
mbak, nanti saya akan mencoba belajar menjadi mobilisator masa yang baik” Alim
berbicara sambil tersenyum “ saya minta brosurnya jga mbak, boleh?”.
“Ya
boleh lah dik, ini,,,ambil aja sesuka hatinya,,,oh ya,,,MAPABA kurang tiga hari
lagi lo ya,,,semangat,,,mungkin aja dari ikhtiyar kamu ini nanti yang
akan menjadi jembatan bertambahnya jumlah keluarga kita” Mbak Mc berbicara
sambil menyodorkan tumpukan brosur kepada Alim.
“Ok
Mbak,,,dibantu doa ya!!!”
“Beres…..”
Mbak Mc ana dan Mbak Ica menjawab dengan kompak.
Kemudian
alim berpamitan kepada Mbak Mc dan Mbak Ica, Alim ingin pergi ke masjid untuk
melaksanakan shalat Duhur berjamaah, Alim mengetahui keutamaan shalat berjamaah,
oleh sebab itu, dia berusaha agar selalu dapat mengikuti shalat berjamaah
dengan konsisten.
Ketika
sang cahaya yang mempesona telah memberikan undangannya kepada sahabat,
Maka,
lepaskan segala atribut keduniawian yang ada pada dirinya,
Kemudian,
dua pilihan akan hadir untuk menanti jawabnya,
Bertepuk
tanganlah untuk menari atau menangis.
Pengembara
Cinta
£££
Pencerahan
akan hadir dalam setiap proses perjalanan kehidupan kita ketika kita dapat memahami
kesejatian dari diri kita sendiri. Kemudian, siapakah diri kita??? (A.B.U) £££
Malam
ini, aku telah siap berangkat menuju medan pertempuranku, menguji setiap
pengetahuan yang aku pahami tentang diriku, diriku sebagai manusia, manusia
yang bingung, manusia yang mencari, manusia yang ragu, manusia yang selalu
menangis dalam setiap malam-malam yang telah aku lalui. Terkadang ada yang
bertanya kepadaku, mengapa engkau menangis dalam setiap malammu??? Mendengar pertanyaan
tersebut, aku merasa kian terpental jauh dalam menggapai keberhasilan, karena
jawaban dari pertanyaan tersebut sangatlah sederhana, yaitu dikarenakan aku
sedang berada di dalam kondisi di mana ada sebuah kabut hitam pekat yang
menyelimuti diriku, sehingga aku tidak dapat memandang, mengamati, maupun
mencari. Keterbatasan tersebut telah membuat diriku tidak mengetahui siapa
diriku sebenarnya, karena diriku telah lupa terhadap diriku sendiri. Kemudian bagaimana
aku tidak menangis dalam kondisi seperti ini??? Tidaklah engkau pernah berpikir
sebagaimana apa yang sedang aku pikirkan??? Dapatkah engkau menjawab
pertanyaanku, siapakah kesejatian dirimu wahai manusia??? Saat ini, jika engkau
tidak menangis dikala kebingungan telah menerjang dirimu, karena engkau sedang
ada pada kondisi kehilangan ingatanmu, maka engkau benar-benar telah kembali
menjadi manusia purba. Begitulah hati kecil ini berteriak mencemoohku, sehingga
membuatku menangis di banyak malam yang telah kulalui.
Aku
berangkat dari rumah menuju kantor SEMA dengan dibebani banyak sekali keraguan,
aku tidak yaqin pada diriku sendiri, sesampai dikantor SEMA, ternyata cak Arman
telah menungguku. Cak Arman ternyata tidak sendirian, dia menungguku bersama
tiga orang temannya, namun tidak satupun dari teman-teman cak Arman yang aku
kenali.
“Assalamualaikum,,,”
Aku mengucapkan salam sambil memasuki kantor SEMA dan menyalami cak Arman dan
juga teman-temannya.
“Waalaikum
salam,,,” cak Arman beserta teman-temannya menjawab salamku dengan suara yang
pelan.
“Gimana
Al,,,Uda siap presentasinya???” cak Arman bertanya kepadaku dengan aliran nada
yang lembut dan dengan senyum ekspresif yang sudah menjadi ciri khasnya sebagai
seorang gubernur.
“Insyaallah
cak,,,” Setelah menghela nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan Alim
menjawab pertanyaan cak Arman dengan senyum ringan.
“Oke,,,tapi
sebelum kamu presentasi, tak kenalkan teman-teman saya dulu Al,,,ini namanya
Eric, truz ini namanya Tio dan yang cantik sendiri ini namanya Osi,,,jadi malam
ini kita tidak akan berdiskusi berdua saja, tapi kita akan berdiskusi berlima
Al,,,Siap???”
“Oke
cak,,,Siap,,,” Alim menjawab sambil tersenyum.
“Oke
Al,,,Kita awali diskusi kita pada malam ini dengan mempelajari terkait proses
penciptaan manusia Al,,,menurut kamu,,,bagaimana proses adanya manusia ini dari
ketiadaan menuju keadaan?” Cak Arman mengawali diskusi dengan ekspresi yang
serius.
Alim
menjawab pertanyaan dari cak Arman “Sebagaimana yang saya ketahui cak, saya
mempercayai kebenaran informasi dari al-Qur’an mengenai proses keberadaan
manusia, menurut saya, adanya manusia dari ketiadaan menuju keadaan ialah
karena manusia diciptakan oleh Allah SWT dan manusia yang ada saat ini ialah
keturunan nabi Adam AS, oleh sebab itu salah satu cara Allah SWT menyebut
manusia dalam al-Qur’an ialah dengan sebutan Bani Adam. Kemudian, Allah
menciptakan manusia dari tanah liat. Buktinya ada pada firman Allah, yaitu:
Maka
tanyakanlah kepada mereka (Musyrik Mekah), apakah mereka yang lebih kokoh
kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu? Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari tanah liat. (QS. al-Shaffat: 11)
Kemudian
Eric bertanya kepada Alim “Bagaiamana cara Allah menciptakan manusia dari
ketiadaan menjadi ada Lim,,,apakah pean pernah melihat makhluk hidup yang
sebelumnya tidak ada kemudian dia tiba-tiba ada?”
Osi
Menyahut “Ia se,,,saya rasa belum ada bukti-bukti yang kuat dari jawaban kamu
Al,,,Menurut saya,,,mengenai proses keberadaan manusia dari tiada menjadi ada
adalah karena adanya proses evolusi. Dalam konteks ini, Saya sepakat dengan
teori evolusi dari Charles Darwin (Seorang biolog dari Inggris yang hidup pada
tahun 1809-1882 M). Gimana menurut kamu?”
Alim
menjawab “Dalam konteks itu mas, setau saya Allah menciptakan manusia hanya
dengan menngatakan kata jadilah, maka langsung jadi manusia tersebut. hal ini
telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “jadilah”
(seorang manusia), maka jadilah dia (QS. Ali ‘Imran: 59)
Jadi,
saya memang tidak pernah melihat manusia yang tiba-tiba muncul dari ketiadaan
mas, tetapi, saya pernah melihat dalam suatu genangan air hujan, di samping
pondok saya dulu, di daerah Sukodono, selalu muncul ikan betik. Padahal jika
musim panas ikan-ikan tersebut telah diambili semua oleh para santri termasuk
saya karena mereka terlihat berceceran di tanah karena kehabisan air. Namun,
ketika musim hujan tiba dan kembali ada genangan air, dan sumber air yang
menggenang itu hanyalah dari air hujan yang jatuh dari langit, mengapa
ikan-ikan betik itu muncul kembali? Dari mana mereka berasal? Apakah Mas Eric
bisa menjelaskannya pada saya? Menurut saya tidak semua kebenaran bisa
dibuktikan dengan proses penginderaan mas.
Kemudian
mas Tio ikut berpendapat “Tapi Al,,,bisa saja kan sebelum ikan-ikan betik itu
pean ambil sama teman-teman pean, mereka sudah bertelur, dan mereka
meninggalkan telur mereka di dalam tanah, sehingga pada waktu musim hujan tiba,
ketika tanah-tanah tersebut menggembur karena tergenangi air maka telur-telur
tersebut menetas dan siklus tersebut terus terjadi di setiap tahunnya. Gimana
menurut pean?
Alim
kemudian menjawab pertanyaan dari mas Tio “Apakah pean dapat melihat
telur-telur tersebut mas?”
Mas
Tio menjawab “Tidak Al, napa emangnya???” Mas Tio menunjukkan raut muka
penasaran.
Alim
langsung menjawab “Berarti pean masih belum menjawab pertanyaan mas Eric
mas,,,karena mas Eric kan bertanya, apakah saya pernah melihat secara langsung
proses keberadaan makhluk dari ketiadaan menuju keadaan secara tiba-tiba? Jika
memang pean belum melihat secara langsung terkait adanya telur
tersebut,,,berarti sifat dari jawaban pean tadi masih bersifat spekulatif
mas,,,sehingga pean belum bisa meragukan ketepatan jawaban saya karena saya
benar-benar melihat ikan betik itu keberadaannya muncul dari ketiadaan. Gimana
mas Eric? hehe” Alim bertanya kepada mas Eric dengan sedikit tertawa, karena
sebenarnya Alim juga berada pada kondisi ragu akan jawabannya sendiri.
“Okelah,
karena saya tidak memahami terkait proses kehidupan makhluk hidup yang bernama
ikan betik, jadi saya anggap jawaban kamu ada benarnya. Jadi, saya rasa mungkin
dalam suatu titik memang semua makhluk hidup ini bermula keberadaannya dari suatu
wujud di luar dimensi yang kita ketahui saat ini dan indera kita memang
memiliki keterbatasan untuk dapat mengetahuinya.” Mas Eric menjawab pertanyaan
Alim dengan sangat tenang, dengan mata terpejam, dan berbicara sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kemudian
mas Tio Menyahut “Okelah jika Eric sekarang juga berpendapat seperti itu, tapi
bagaimana menurutmu mengenai komentarnya Osi tadi?”
Alim
menanggapi komentar mas Tio “Ow,,geh,,,Mbak Osi, saya mau tanya,,,jika memang
manusia merupukan makhluk hidup yang terlahir dari proses evolusi, bagaimana
proses evolusi dari kera menuju manusia mbak?” Alim menunjukkan ekspresi keragu-raguan
ketika bertanya sambil melihat mata mbak Osi.
Mbak
Osi menjawab “Gini dik,,,Darwin itu dulunya adalah seorang Observer, dia
mengamati segala hal yang ia temui, dan teori evolusi tersebut merupakan
kesimpulan dari penemuan-penemuannya. Kemudian juga telah di temukan beberapa
fosil yang dapat memperkuat kebenaran teori evolusi Darwin yaitu ditemukannya
fosil Austrocopithecus (Kera Australia), makhluk tertua yang bentuknya
hampir mirip dengan manusia. Temuan fosilnya diperkirakan berumur 500-600 ribu
tahun. Kemudian, ditemukan pula fosil Pithecantropus Erectus (Manusia
kera berdiri tegak), fosilnya berumur 400 ribu tahun. Kemudian, barulah
ditemukan fosil Homo Neanderthalensis (Manusia Neanderthal), yang
berumur 100 ribu tahun. Setelah itu, juga di temukan fosil Homo Sapiens (Manusia
Budiawan), sebagaimana kita tergolong dalam jenis ini dan menurut catatan
fosilnya telah berumur 35 ribu tahun, Oleh sebab itu, teori evolusi masih di
gunakan oleh para biolog dalam menjelaskan proses kemunculan manusia. Apakah
kita keliru jika menyimpulkan bahwasannya validitas kebenaran dari teori
evolusi Darwin sangatlah memungkinkan? Padahal bukti-buktinya juga ada. Gimana
menurut pean?” Mbak Osi berbicara dengan nada yang sangat halus dan juga dalam
keadaan yang sangat tenang.
Forum
menjadi hening setelah mbak Osi melontarkan pertanyaan kepada Alim, sambil
menikmati kenikmatan dari merokok, cak Arman Masih mengamati proses diskusi
yang sedang berlangsung ini, baik mas Eric dan Mas Tio juga terdiam. Kami semua
masih bersama-sama berpikir dan merenung untuk mencari kebenaran dari semua
pendapat yang ada.
Kemudian
Alim berkomentar “Mbak Osi, menurut saya ada kejanggalan dari bukti-bukti
tersebut. kejanggalan tersebut ada pada hilangnya mata rantai persambungan
tahun dari kera menuju manusia. Jika kita amati bersama, dari di temukannya
fosil Pithecantropus Erectus (Manusia kera berdiri tegak) dengan di
temukannya fosil Homo Neanderthalensis (Manusia Neanderthal) itu ada
sekita 300 ribu tahun masa kekosongan, dalam artian ada sekitar 300 ribu tahun
setelah kehidupan dari Pithecantropus Erectus (Manusia kera berdiri
tegak) ini masih belum di ketahui adanya bentuk kehidupan seperti apa yang ada
di dalamnya, padahal masa 300 ribu tahun itu bukanlah masa yang singkat. Gimana
menurut pean mbak?” Mas Eric dan Mas Tio mengangguk-anggukkan kepala ketika
mendengarkan komentar dari Alim.
Mbak Osi menjawab pertanyaan Alim “Ia dik, memang
kenyataan tersebutlah yang juga membingungkan Darwin dan kebingungan tersebut
beliau ungkapkan dalam The Origins of Species by Means of Natural Selection:
…secara
keseluruhan data geologis itu terlalu tidak lengkap. Sedangkan apabila kita
pusatkan perhatian kita hanya pada satu lapisan saja, maka lebih menyulitkan
lagi, misalnya mengapa kita tidak menemukan di dalamnya perbedaan-perbedaan
bertahap di antara sepesies yang dekat, yang hidup lapisan tersebut.
Oleh
sebab itu dik, teori ini juga memang belum memiliki validitas kebenaran mutlak,
mungkin suatu saat akan ada penemuan lain yang dapat merobohkan kepopuleran
teori evolusi Darwin. Namun, karena untuk saat ini memang yang memiliki
data-data dan bukti-bukti kuat dalam penjelasan terkait proses kemunculan
manusia dari ketiadaan menuju keadaan adalah dengan berpijak pada teori evolusi
ini, maka sementara ini kita harus mau mengikuti kebenaran spekulatif Darwin
ini, sebelum kita menemukan kebenaran mutlak yang sebenar-benarnya.
“Tapi
Os,,,seharusnya kita tidak boleh menerima kebenaran yang bertentangan dengan
akal kita,,,jika memang sudah jelas,,,bahwa teori evolusi Darwin ini memiliki
kekurangan, mengapa kita harus mempelajarinya, meyakininya dan mengajarkannya
pada generasi penerus kita? Bukankah hal tersebut tergolong perbuatan yang
sesat dan menyesatkan?” Mas Tio merespon jawaban mbak Osi dengan berbalik
bertanya.
“Apakah
kera juga berpikir seperti manusia Os? Sya tidak pernah melihat kera dapat
menulis,,,hehehe” Mas Eric juga bertanya kepada mbak Osi.
Mbak
Osi menanggapi pertanyaan mas Tio dan mas Eric “Ia mas,,,Secara pribadi memang
saya juga meragukan kebenaran teori evolusi Darwin. Namun, secara umum para
saintifik telah menyepakati kebenaran tersebut. Jadi, jika kita memang ingin
merobohkan popularitas teori tersebut maka kita juga harus memunculkan teori
baru dan kita juga harus menggunakan paradigma dan teknik penelitian yang sama
dengan para saintifik tersebut.” Mbak Osi terdiam sejenak “Oh,,iya,,satu
lagi,,,kera tidak berpikir sebagaimana manusia berpikir, jadi teori Darwin
hanya menekankan kesamaan pada aspek lahiriyah saja mas,,,bukan bathiniyyah.
Tapi yang saya ingin ketahui, apakah hewan itu juga berpikir???”
Alim
menjawab pertanyaan mbak Osi “Menurut saya,,,hewan itu juga berpikir
mbak,,,tapi mereka tidak berpikir sebagaimana manusia dalam berpikir,,,jadi
antara kita dan mereka itu berbeda pada cara berpikir dan penggunaan kapasitas
akal yang di berikan oleh Allah. Kemudian, menurut saya mbak,,,evolusi itu
memang benar adanya, namun tidak dalam konteks memunculkan spesies baru,
apalagi dalam kerabat kespesiesan yang berbeda pula. Jadi, menurut saya sebelum
Adam muncul, memang sudah ada manusia yaitu hidup sekitar seratus ribu tahun
yang lalu, manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan ketika bumi di
ciptakan. Namun mereka belum beriman kepada Allah karena mereka tidak memiliki
akal dan pengetahuan sebagaimana yang dimiliki oleh Adam, oleh sebab itu, Allah
menciptakan Adam sebagai seorang utusan Allah. Jadi, pada masa 600-400 ribu
tahun yang lalu, kehidupan di dunia ini dipenuhi oleh makhluk hidup yang berupa
hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kemudian, muncul masa kehancuran dan dibukalah
lembar kehidupan baru, yaitu sekitar 100 ribu tahun yang lalu dan kehidupan
yang ada di dalamnya adalah berupa hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia,
namun manusia yang berbeda dengan diri kita, karena kita adalah keturunan Nabi
Adam AS. Saya menyimpulkan seperti itu karena saya berusaha menafsir-nafsirkan
firman Allah surat al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Yang
saya pahami dari firman tersebut, bahwasannya malaikat tidak mungkin memiliki
pengetahuan selain apa yang telah Allah ajarkan kepadanya dan yang Maha
Mengetahui hanyalah Allah SWT. Namun, mengapa malaikat tahu jika orang tersebut
akan membuat kerusakan di muka bumi??? Kemudian pertanyaanku terjawab dengan
firman Allah:
Dan
Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini[1],
yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Dalam
firman ini, Allah menyebutkan kata termasuk orang-orang yang zalim.
Berarti, menurut saya, sebelum adanya Adam, telah ada manusia yang tinggal di
bumi dan mereka hidup dengan penuh kezaliman, mereka sering membuat kerusakan
dan pertumpahan darah. Oleh sebab itu, Adam diciptakan berbeda dengan mereka,
dan dengan membawa pengetahuan yang diajarkan oleh Allah kepadanya, Adam
menjadi utusan (nabi) Allah yang pertama di bumi ini dan Adam tidak diturunkan
oleh Allah dari surga karena Adam melanggar perintah Allah untuk tidak
mendekati pohon tersebut, tapi karena memang Adam diciptakan oleh Allah untuk
menjadi khalifah di bumi ini. Namun, prilaku Adam dalam melanggar perintah
Allah tersebutlah yang menjadi landasan di turunkannya Adam dan Hawa dari surga
oleh Allah SWT pada masa itu dan hanya tersisanya manusia-manusia keturunan
nabi Adam AS yang tinggal di bumi ini ialah dikarenakan adanya banjir besar
yang terjadi di zaman nabi Nuh AS. Jadi,
kembali pada pertanyaan dari cak Arman di awal tadi, menurut saya memang
manusia di ciptakan oleh Allah dari tanah, kemudian nabi Adam dan ibu Hawa
adalah moyang kita. Kita tidak muncul dari proses evolusi, namun sejak zaman
nabi Adam hingga saat ini, manusia memang telah berevolusi.
Hampir
5 menit terlewati dengan diamnya semua orang yang ada dalam forum diskusi
tersebut karena mendengar penjelasan dari Alim, mereka beranggapan Alim telah
membawa gagasan baru yang bersifat rasional dalam menjelaskan proses penciptaan
manusia. Namun, bukti-bukti empiris dari gagasan Alim memang belum ada,
dikarenakan Alim mendapatkan gagasan-gagasan tersebut dengan melandaskan idenya
pada keyakinannya pada firman-firman Allah SWT. Sehingga gagasan-gagasan Alim
tersebut juga dapat dikatakan bersifat spekulatif dan pada akhirnya cak Arman
pun menyimpulkan hasil diskusi tersebut, dikarenakan orang-orang yang
berdiskusi tersebut sudah terdiam terlalu lama.
Dengan
gayanya yang khas, senyum itu,,,selalu mengiringi gerak bibir cak Arman dalam
berbicara “Jadi gini Al,,,saya tidak akan menyimpulkan diskusi ini dengan
menjadi seorang hakim, kemudian saya juga tidak akan menyimpulkan diskusi ini
dengan cara memberikan penilaian-penilaian terhadap statement-statement mana
yang benar dan statement-statement mana yang salah, karena setiap manusia
memiliki ukuran kebenaran dan sudut pandang masing-masing. Jadi, saya hanya
akan menyimpulkan dengan cara memberikan wawasan kepada kamu terkait beragam
sudut pandang yang ada, gimana menurut kamu Al???”
“Mengapa
pean tidak mau memberikan penilaian terhadap statement-statement kami cak?”
“Karena
setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing Al,,,jadi akan menjadi kurang
bijaksana jika saya menyimpulkan diskusi ini dengan memberikan
penilaian-penilaian,,,karena saya yakin bahwa kalian yang mengikuti diskusi ini
telah berpendapat sesuai dengan wawasan-wawasan yang kalian yakini
kebenarannya. Jadi, kamu harus memahami dulu mengenai berbagai macam sudut
pandang tersebut, kemudian simpulkanlah sendiri kebenaran menurut kamu,,,gimana
Al?”
Alim
sedikit memahami pola pikir cak Arman, akan tetapi Alim juga sepakat dengan
beliau. Kemudian Alim menjadi semakin bersamangat untuk mencapai sebuah titik
klimaks dalam mengikuti kajian pada malam ini. Berjalannya waktupun tidak dapat
ia rasakan alirannya. Padahal, waktu telah mencapai pukul sepuluh malam. Namun,
Alim masih berada pada kondisi khidmad, enjoy dan bersemangat. Lembaran
kertas kosongpun telah Alim siapkan dengan tangan yang sudah siap siaga menari
bersama sebuah bulpoin di atasnya “Siap cak,,,emangnya ada berapa sudut pandang
sih cak terkait cara manusia dalam mengamati sesuatu? Hehe,,saya jadi
penasaran” senyum itu terdengar telah mengalir lagi darinya, menandakan bahwa
dirinya sedang berada dalam perasaan bahagia.
“Em,,,jadi,,,pada
dasarnya,,,di dunia ini hanya ada empat sudut pandang Al,,,itu menurut saya dan
nantinya kamu boleh tidak setuju dengan pendapat saya,,,namun untuk saat ini
alangkah baiknya jika kamu pahami dulu ke empat sudut pandang tersebut”. cak
Arman menjelaskan sambil merokok, dengan menggunakan nada bicara yang sangat
rileks dan diiringi dengan dering suara jangkrik yang terdengar menggema di
dalam kantor SEMA Fakultas Tarbiyah.
Alim
tersenyum “Hehehehe,,,okey cak,,,apa saja keempat sudut pandang tersebut?”
“Lo,,,,seharusnya
keempat sudut pandang tersebut uda kamu ketahui Al jika kamu memang benar-benar
mengambil hikmah dari berlangsungnya diskusi ini,,,coba,,,coba,,,
pikirkan,,,bagaimana cara Eric, Tio, mbak Osi dan kamu sendiri dalam
berpendapat, hehehe,,,dapatkah kamu memahami pola pikir mereka dan diri kamu
sendiri?” cak Arman bertanya sambil tertawa dengan nada yang lembut.
“Endak
cak,,,” Alim menjawab sambil menggelengkan kepala, raut wajah Alim menunjukkan
ekspresi yang sangat serius,,,menandakan Alim sedang berpikir keras.
Cak
Arman terdiam untuk beberapa menit dan kemudian beliau kembali berbicara “Em,,,jika
seperti ini,,,baiknya gimana ya,,,,hem,,,,” Cak Arman lagi-lagi terdiam sejenak
“Okelah jika memang kamu belum bisa mengambil hikmah dari berlangsungnya
diskusi malam ini,,,kita akhiri dulu aja,,,kesimpulannya untuk hari ini masih kosong,
dikarenakan saya sedang ada pada kondisi enggan untuk menyimpulkan,,,hehehe,,,just
kidding,,,tapi,,,untuk diskusi dihari rabu yang akan datang,,,kamu akan
berdiskusi langsung dengan Eric,,,Jadi,,,untuk selanjutnya,,,kamu harus mulai
belajar mengenai paham Empirisme,,,,mulai rabu yang akan datang,,,kita akan
mulai masuk ke dalam dunia epistemology,,,karena dunia epistemology merupakan
sebuah kunci gerbang bagimu untuk mengetahui berbagai macam sudut pandang yang
ada Al,,,”
“Bentar
cak,,,” Alim memotong pembicaraan cak Arman, “Berarti malam ini pean tidak jadi
menjelaskan terkait macam-macam sudut pandang yang ada di dunia ini ta?”
“Ndak
Al,,,wawasan yang di peroleh melalui metode Banking Concept, nantinya akan
mudah lepas dari ingatanmu,,,karena pada saat ini,,,kamu ada dalam kondisi
kosong,,,jadi saya tidak mau menjadikan diri kamu sebagai computer dan diri
saya sebagai operator computer tersebut…sehingga saya tidak ingin mendidik kamu
dengan menggunakan metode Banking Concept tersebut,,,karena saya tidak
ingin kamu menjadi orang yang kurang bisa mandiri dalam menjalani kehidupan
ini”.
“Em,,,gthu
ta cak,,,okelah saya siap dan saya setuju,,,hehehe,,,” Alim berbicara dengan
dihiasi senyuman di bibirnya.
“Eric
gimana? Siap?”
Eric
menjawab “Siap cak”
“Okey…mari
kita akhiri diskusi kita pada malam hari ini dengan bacaan hamdalah,,,mudah-mudahan
bermanfaat,,,jika ada kekeliruan dalam ucapan saya,,,saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya,,,Wallahul muwafiq ila aqwaamit thoriq,,,Tsummassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,,,”
“Waalaikum
Salam Warahmatullahi Wabarakatuh” Semua orang yang ada di forum menjawab
salam dari cak Arman.
“Silahkan,,,yang
mau pulang bisa pulang dulu,,,atau yang mau balik ke kos geh monggo,,,atau ada
yang mau tidur sini geh monggo,,,hehehe”
Alim
langsung berpamitan untuk pulang dahulu sambil berdiri dan mencangklongkan
tasnya,,,dia berjalan menyalami semua orang yang masih ada di forum “Mohon
maaf,,,saya pulang dulu geh,,,mohon maaf atas kesalahan-kesalahan saya ya cak,,,Assalamualaikum,,,”
Mas
Tio menjawab “Ya,,,hati-hati Lim,,,semangat ya belajarnya,,,biar dihari rabu
yang akan datang kamu bisa menandingi argumen-argumennya Eric dan merobohkan
pola pikirnya,,,hehehe” Mas Tio berbicara sambil mencolek-colek kaki mas Eric.
“Siap
Cak,,,Doakan aja,,,hehehe”
Dialektika
Nilai Adalah Harmoni Narasi
Perang
Perspektif Mewarnai Aliran Laku Insani
Bagaimanakah
Cara Kita Menemukan Akar Jati?
Dalam
Esensi Wujud Pohon Santigi
[1] Pohon
yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan
Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana
tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan
syaitan.
0 komentar:
Posting Komentar