Baca Selengkapnya: Cara Membuat Marquee (Tulisan Berjalan) Pada Address Bar http://bisikan.com/cara-membuat-marquee-tulisan-berjalan-pada-address-bar#ixzz36o6dOwY5

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 14 Agustus 2015

Tipologi Karakter Mahasiswa



TIPOLOGI KARAKTER MAHASISWA
By: A. Bahrul Ulum (17 September 2014)

Pengetahuan baru akan bermanfaat setelah dipraktikkan. Berawal dari kemauan impersonal (tekad yang kuat), untuk secara konsisten membentengi diri dari nafsu angkara. (A.B.U)
Pagi itu tanggal 28 Agustus 2014, kurang lebihnya sekitar 1800 Mahasiswa/i baru UIN Sunan Ampel Surabaya mengikuti upacara pembukaan OSCAR Dema UIN Sunan Ampel Surabaya. Kata OSCAR merupakan sebuah rangkaian singkat dari beberapa kata, yaitu O = Orientasi, S = Study, C = Cinta, A = Akademik, dan R = almamateR. Tujuan dilaksanakannya kegiatan OSCAR UIN Sunan Ampel Surabaya di antaranya adalah:
1.    Agar Mahasiswa/i baru UIN Sunan Ampel Surabaya mengetahui dari segala sudut pandang mengenai identitas perguruan tinggi yang menjadi tempat mereka belajar dan mengabdi.
2.    Agar Mahasiswa/i baru UIN Sunan Ampel Surabaya mengetahui budaya proses belajar mengajar di UIN Sunan Ampel Surabaya.
3.    Agar Mahasiswa/i baru UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki karakter yang baik, tangguh, dan berani.
Namun, ada yang menarik jika kita mengamati proses pelaksanaan OSCAR di UIN Sunan Ampel Surabaya, diantaranya hal yang menarik untuk kita amati adalah budaya adanya peraturan keharusan bagi mahasiswa/i baru untuk menggunaan atribut unik sesuai intruksi dari setiap pengurus DEMA Fakultas masing-masing. Namun, sebuah pertanyaan yang selalu menghantui pikiran saya adalah mengapa dan untuk apa adanya peraturan tersebut? apa falsafah nilai yang terkandung di dalamnya? Adakah hubungannya dengan proses pendidikan karakter bagi mahasiswa/i baru?
Seringkali kami menyamar sebagai mahasiswa/i baru dan menyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada panitia OSCAR, namun banyak juga panitia yang belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sehingga pikiran nakal kami menyimpulkan, jika panitia saja banyak yang belum mengetahui, apalagi peserta nantinya. Berarti OSCAR bukan lagi menjadi ajang Study, akan tetapi kemungkinan besarnya adalah kegiatan OSCAR telah menjadi ajang tebar eksistensi panitia ataupun juga bisa menjadi ajang balas dendam antara panitia kepada pesertanya.
Oleh sebab itu, kita sebagai mahasiswa/i yang secara otomatis menyandang gelar agent of change and agent of social control (walaupun hal tersebut bersifat aklamatif) diharapkan dapat benar-benar mengontrol setiap budaya negative yang berkembang di masyarakat dimulai dari dapatnya diri kita mengontrol setiap budaya negative yang berkembang di perguruan tinggi tempat dimana kita belajar dan mengabdi.
Mengapa kita sebagai mahasiswa/i dituntut aktif mewujudkan gerakan-gerakan baru yang berorientasi kepada hal-hal yang positive? Dikarenakan kita sebagai mahasiswa/i telah terikat dengan dharma perguruan tinggi yang termaktub di dalam tri dharma perguruan tinggi, yaitu:
1.    Pendidikan,
2.    Penelitian dan pengembangan, dan
3.    Pengabdian Masyarakat.
Sehingga, sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa/i untuk menjadi pelopor perubahan-perubahan positive baru yang ada di masyarakat Indonesia khususnya, dan seluruh warga dunia ini umumnya.
Kalau kita memang benar-benar dituntut untuk mewujudkan gerakan-gerakan perubahan, bagaimana baiknya cara kita sebagai mahasiswa/i dalam belajar? Menurut Peter Honey dan Alan Mumford setelah mereka mempelajari teori Kolb, tipologi karakter mahasiswa/i dalam belajar dibedakan menjadi empat macam tipe, yaitu:
1.    Mahasiswa/i tipe Aktifis
Mahasiswa/i tipe Aktifis adalah mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman-pengalaman baru. Mereka cenderung berpikiran terbuka, dan mudah di ajak berdialog. Namun, mahasiswa/i semacam ini biasanya kurang skeptis (bersikap ragu-ragu) terhadap sesuatu. Dampak dari kurang memilikinya sikap skeptis tersebut menjadikan para aktifis mudah untuk percaya terhadap orang lain sehingga mudah untuk diatur dan dijadikan boneka hidup.
2.    Mahasiswa/i tipe Reflektor
Ciri-ciri mahasiswa/i tipe Reflektor ini diantaranya adalah cenderung sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kemudian mahasiswa/i ini cenderung konservatif[1] dalam arti mereka lebih suka menimbang-nimbang secara cermat baik buruknya suatu keputusan.
3.    Mahasiswa/i tipe Teoris
Mahasiswa/i tipe Teoris biasanya sangat kritis, senang menganalisis, dan tidak menyukai pendapat ataupun penilaian yang bersifat subjektif. Bagi mereka, berpikir secara rasional adalah sesuatu yang sangat penting. Mereka biasanya juga sangat skeptis, dan kurang menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
4.    Mahasiswa/i tipe Pragmatis
Mahasiswa/i tipe Pragmatis menaruh perhatian besar pada aspek-aspek praktis dari berbagai hal. teori memang penting, namun jika tidak dapat dipraktekkan, untuk apa? Mereka tidak mau ribet dengan membahas aspek teoritis filosofis dari sesuatu. Bagi mereka, sesuatu dikatakan ada gunanya dan baik jika bisa dipraktekkan dan diambil manfaatnya untuk diri mereka sendiri.
Jika kita berrefleksi terhadap diri kita sendiri, jika kita analisa diri kita dengan memakai pendekatan dari Honey dan Mumford, tergolong pada tipe apakah diri kita? Tergolong pada tipe apapun diri kita, bukanlah diri kitalah yang dapat menilainya. Namun, masyarakatlah nantinya yang akan menilai, dikarenakan kurang bijaksana jika kita menilai diri kita sendiri dan menggembor-gemborkannya kepada semua orang.
Dan satu hal lagi yang sangat penting untuk kita kaji, jangan sampai kita menjadi mahasiswa/i dengan tipe ke lima dengan memakai sudut pandang penulis, yaitu mahasiswa/i Pasifis. Mahasiswa/i Pasifis adalah mahasiswa/i yang sangat neriman, mereka tidak memiliki semangat dalam belajar, dan juga tidak aktif dalam kegiatan apapun. Kebanyakan, mahasiswa/i tipe Pasifis adalah mereka-mereka yang tersesat dalam memilih perguruan tinggi sebagai tempat mereka belajar, sedangkan kempetensi yang mereka miliki sangtlah tidak sesuai dengan pelajaran-pelajaran yang akan mereka pelajari, sehingga mereka mengalami kegalauan intelektual akut yang berdampak pada penyakit serious depression. Bagaimana cara mengatasi penyakit tersebut??? Hehe,,,renungkanlah!!!


[1] Dalam KBBI, Konservatif bermakna 1. Kolot, 2. Mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.

0 komentar:

Posting Komentar