Baca Selengkapnya: Cara Membuat Marquee (Tulisan Berjalan) Pada Address Bar http://bisikan.com/cara-membuat-marquee-tulisan-berjalan-pada-address-bar#ixzz36o6dOwY5

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

DUNIA SUFI (Gugusan Cahaya)



Gugusan Cahaya
£££ Inti dari kemerdekaan hidup ialah ketika kita dapat mencapai kecerdasan sudut pandang, sehingga kita tidak terjebak oleh fitnah pandangan (A.B.U) £££

Sekitar pukul 24.03, aku terbangun dari tidurku. Langit-langit kamar pesantren adalah pemandangan pertama yang secara otomatis dapat aku amati. Putih tulang atau kuning keputihan, entahlah apa namanya, karena aku tidak lagi dapat menyebutnya dalam kondisi yang seperti itu. Udara pengap nan sdikit hangat, juga menyelimutiku dalam tidurku yang telah usai. Mendekapku dengan tulus dalam tiap malam-malamku, sehingga aku merasa nyaman karena telah terbiasa. Aku terbangun karena ada suatu hal penting yang harus aku kerjakan. Kemudian, aku membangunkan Sam Fikar.
“Kar,,,Kar,,,Tangio,,,Ayo melok aku,,,” Sam Akbar membangunkan sam fikar dengan cara menarik-narik kaos sam fikar.
Fikar terbangun dan duduk bersila, namun dalam keadaan mata yang masih terpejam dia berbicara dengan suara yang serak “Enten nopo Mas,,,dalu-dalu ngenten nangeni kulo,,,” di akhir kata-kata yang dia ucapkan,,,Sam Fikar menguap,,,dan menutup mulutnya dengan tangan.
“Hatiku merasakan suatu perasaan yang tidak dapat aku ungkapkan, aku merasakan sesuatu yang aneh, sehingga aku ingin sekali pergi ke suatu tempat, aku ingin mengetahui hal-hal yang membuat diriku ditarik untuk menemuinya, apa yang dapat aku lakukan untuk masyarakat yang ada di sana, mengapa Allah menggerakkanku untuk dapat merasakan hal yang seperti ini?” Sam Akbar berbicara dengan pandangan mata yang lurus ke depan,,,dia berbicara tanpa berkedip sama sekali dan dengan nada yang konstan nan lirih,,,mungkin dia tidak ingin membuat semua teman-temannya bangun karena apa yang dia lakukan.
“Pean ingin pergi ke mana Sam? Kulo siap ngeteraken”
“Yowes,,,Teleponen mas Ernes,,,bisa ta kita nyewa sepeda sekarang? Biasane kan mas Ernes begadang lek bengi.
“Geh Mas”
Selanjutnya, sam Fikar segera mengambil Hpnya yang ia simpan di almarinya dan ia pun segera keluar dari kamarnya untuk menelepon mas  Ernes, dan kabar baiknya adalah telepon sam Fikarpun langsung diterima oleh mas Ernes dan sam Fikar dapat meminjam sepeda motor pada malam ini juga. Kemudian, sam Fikar mengabari sam Akbar dan akhirnya mereka berdua keluar dari pondok saat itu juga secara sembunyi-sembunyi dan mereka berangkt menuju rumah mas Ernes. Harga sewa sepeda motor saat itu adalah enam puluh ribu rupiah per harinya. Rumah mas Ernes tidak jauh dari pondok, sesampai di rumah mas Ernes, Kartu tanda pelajar pun mereka berikan kepada mas Ernes sebagai jaminan. Sepeda motor dan helm pun telah ada, dan sekarang di atas sepeda motor sam Fikar menanyai sam Akbar.
“Bade ten pundi kito niki Sam?”
“Tretes, Eroh ta pean?”
“Tretes Pandaan niku ta Sam?”
“Geh,,,”
Sam Fikarpun langsung menyalakan motornya, dan merekapun berangkat menuju Tretes. Ketika sam Akbar memiliki kehendak yang muncul dari dalam hatinya, maka kehendak tersebut tidak akan dapat dihentikan oleh siapapun, kecuali memang Allahlah yang meredamkan kehendak sam Akbar, karena sam Akbar melandaskan geraknya bukan karena dirinya sendiri, melainkan hanya karena Allah semata. Namun, hal itu tidak nampak pada perilaku kesehariannya, karena beliau memiliki dua kepribadian, yaitu dirinya sebagai dirinya sendiri dan dirinya sebagai Abdullah. Memang sangat sulit untuk membedakan antara sam Akbar sebagai sam Akbar, dengan sam Akbar sebagai Abdullah. Namun, teman-teman dekatnya rata-rata telah dapat membedakannya. Oleh sebab itulah sam Fikar selalu manut kepada sam Akbar ketika sam Akbar bertugas sebagi Abdullah.
Di tengah-tengah perjalanan mereka menuju Tretes, sam Fikar bertanya kepada sam Akbar. Jalanan saat itu sangatlah sepi, sehingga mereka berdua dapat ngobrol dengan enjoy di atas sepeda motor.
“Sam,,,kulo angsal tanglet ta?” sam Fikar mengawali pembicaraan dengan bertanya kepada sam Akbar.
“Geh sam,,, tanglet nopo?”
“Nopo’o jenengan kok pengen ten Tretes Sam?”
“Owalah,,,Aku lagi bingung Sam,,,Negara kita ini kan dapat dikatakan sebagai Negara religius,,,hal ini dapat kita amati dari adanya Pancasila sebagai ideologi Negara kita. Kemudian, dalam sila pertama juga telah di gagas mengenai adanya nilai Ketuhanan yang Maha Esa sebagai suatu nilai utama yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. Nah, oleh sebab itu, seharusnya dengan adanya sila pertama ini, seluruh masyarakat Indonesia dapat menjadi masyarakat yang bertauhid karena Negara kita ini merupakan Negara yang menanamkan nilai tauhid dalam ideologinya, sehingga otomatis dalam melakukan pembangunan sumber daya masyarakatnya, pemerintah tidak akan mengasingkan materi tentang ketauhidan. Namun, mengapa masih banyak masyarakat Indonesia yang saat ini belum mengenal Tuhannya? Padahal materi ketauhidan juga telah di ajarkan di sekolah, tapi mengapa selama ini, mereka banyak yang belum mengetahui terkait siapa yang mereka sembah, sehingga hanya ritual gerak tanpa makna yang rata-rata mereka kerjakan dalam rutinitas kesehariannya, mengapa hal ini terjadi? Gimana menurutmu Sam?
“Em,,,menurut kulo Sam, selama ini, dari pengalaman kulo sekolah, kito hanya di ajari mengenai konsep tauhid saja Sam, tapi kita tidak di ajari bagaimana melampahe orang yang bertauhid, kita law sekolah itu seakan-akan ingin di jadikan bank teori oleh guru-guru kita Sam, kita selalu di suruh hafalan, dan diberi soal yang berkaitan dengan masalah materi pembelajaran, tapi kito tidak diajari terkait bagaimana cara memanfaatkan semua teori yang kita pelajari di sekolah dalam realitas kehidupan sehari-hari Sam. Makanya kulo ge bingung lek pean tanglet ngonten, soale kulo geh mboten ngertos terkait sinten Allah niku, ten pundi panggenane, bagaimana Wujude, dan masih banyak hal sing mboten kulo ketahui Sam, sing kulo ngertos geh namung sifat-sifate trus nama-namae lan firmane,,,tapi kulo geh mboten ngertos, alasan terkait mengapa Allah punya nama seperti itu, dan siapa yang menamakan, dan mengapa di namakan  seperti itu? Salah satu contoh kebingungan saya selama ini Sam, Allah niku gada sifat Wujud, bermakna Ada, tapi di mana keberadaannya? Apakah Allah itu tinggal di Arsy? Jika Allah tinggal di Arsy, mengapa Allah memerintah Rasulullah agar Rasul menyerukan kepada seluruh umat Islam bahwasannya Allah itu dekat dengan seluruh umat manusia? Malahan lebih dekat daripada urat nadinya sendiri. Terus, di mana Arsy itu Sam? Saya buanyak memiliki pertanyaan-petanyaan yang saya sendiri belum mengetahui jawabannya.” Ketika menyetir sambil berbicara, tanpa terasa kecepatan laju motor yang dikendarai oleh Sam Fikar dan Sam Akbar semakin melambat, sehingga suasana hening malam dapat mereka rasakan kenikmatannya. Desing bunyi kendaraan yang sedang lalu lintas di jalan raya, juga menjadikan suasana malam ini semakin di kenang oleh Sam Fikar.
“Owalah,,,,Hehehe,,,Brarti keliru aku curhat nak awakmu mau Sam,,,bagaimana bisa orang bodoh sembuh dari penyakit kebodohannya jika dia curhat kepada sesama orang bodoh? Hehehe” Sam Akbar mengakhiri bicaranya sambil tertawa dengan terbahak-bahak.
Sam Fikarpun juga ikut tertawa, tapi tiba-tiba sam Fikar diam, dan dia bertanya lagi kepada Sam Akbar “Lo,,terus nopo hubungane Sam antara Tauhid, Negara kale Tretes? Mengapa pean Ingin Pergi ke sana? Nyuwun petunjuk supados ati kulo manteb Sam, hehehe”
“Engkok tak jawab lek wis sampai ae yo Sam,,,iki jik totok mojokerto, jik adoh teko Tretes,,awakmu fokuso nyetir disek ae yo,,,oke a?”
“Siap Sam, Ladub Kot”
Kemudian, sam Fikar hanya fokus dalam menyetir, dia tidak bertanya lagi kepada sam Akbar terkait hal apapun, laju 100-120 km/jam pun menjadi kecepatan rata-rata sam Fikar dalam berkendara, dinginpun tak beliau rasakan, begitupun dengan dayuan angin malam yang selalu berhembus menuju arah yang berlawanan dengannya. Saat itu, dalam hatinya hanya tersimpan satu cita, yaitu aku ingin sampai di Tretes secepat mungkin dan itulah cita-citaku saat ini.
Sekitar pukul 04.10 pagi,,,sam Akbar dan sam Fikar telah sampai di masjid Ceng-Ho Pasuruan, kala itu,,,suasana jalan raya sudah agak ramai, banyak orang-orang yang baru berangkat maupun pulang dari pasar, karena posisi masjid Ceng-Ho terletak di dekat pasar tradisional, kemudian juga terdengar suara lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibunyikan lewat pengeras suara masjid-masjid yang ada di daerah situ, dan sam Akbarpun bertanya kepada sam Fikar.
“Sam,,,nyantai aja sepeda ane,,,maringene pun nyampai kok,,,”
“Geh Sam,,,” sam Fikarpun langsung menjawab pertanyaan dari sam Akbar.
“Ow yo sam,,,kira-kira jam segini ini,,,apa mayoritas aktifitas penduduk Tretes sam?” sam Akbar bertanya kepada sam Fikar.
“Pastine kulo mboten ngertos sam,,tapi kinten-kinten geh kata tiang sing berangkat ten pasar maupun ten masjid, hehehehe”
“Hehehe,,,karena pean dereng ngertos,,,mangke terkait hal apapun yang saya lakukan,,,pean pun tanglet riyen ge,,,nanti tak jelaskan ketika pulang”
“Siap Mas,,,tapi secara pastinya, ten pundi tujuan kita ini sam? Kan niki pun nyampai Tretes?”
“Cukup pean ngikuti jalan aja sam,,,nanti lak datang sang penunjuk arah,,wis sak iki sing penting pean fokus nyetir ae,,,tapi ojok banter-banter”
Walaupun sam Fikar menjawab dawuhan dari sam Akbar dengan kata siap,,,tapi dalam pikirannya muncul berbagai macam pertanyaan. Namun, sam Fikar tidak dapat menebak terkait hal apa yang akan di lakukan sam Akbar, karena tujuan dari perjalanan ini saja sam fikar tidak tau. Akan tetapi, tiba-tiba sam Fikar melihat banyak tukang ojek di samping jalan, kemudian ada seorang tukang ojek yang menyalakan sepedanya dan mengikuti sam Fikar dan tukang ojek tersebutpun bertanya kepada sam Fikar.
“Golek kamar ta dik???”
Sam Fikar belum menjawab, akan tetapi sam Akbar langsung menjawab pertanyaan si tukang ojek tersebut “Ya pak,,,berapa harganya?”
“Moleh jam piro?” Si tukang ojek kembali bertanya.
“Jam 10 an pak,,,Piro pak?”
“Wis gae sampean, tak kei fasilitas sing apik, kamar mandi dalam, onok TV ne, ruangane yo gede, bersih, wangi, 65.000 ae,,,ayo delok en sik,,,engkok lek gak sido yo gak popo,,,yok opo?” Si tukang ojek berbicara dengan sangat fasih sekan-akan dia telah hafal dengan rangkaian kata yang akan dia ucapkan.
“Oke pak”
 Kemudian si tukang ojek langsung memicu kecepatan laju motornya dan dia melaju di depan motor sam Akbar dan sam Fikar, sesembari sedikit-sedikit dia menoleh ke belakang untuk melihat keberadaan sam Akbar dan sam Fikar. Tak lama kemudian mereka sampai di tempat yang di maksut, tempat ini sangat sepi namun sangat banyak motor yang di parkir, dalam benak sam Fikar dia bertanya-tanya, tempat untuk apa ini? Sedang ada kegiatan apa ya di sini? Kok banyak sepeda motor di sini dan dari plat nomornya saya yakin law motor-motor ini rata-rata dari daerah yang berbeda-beda,  Malang, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Surabaya, Em,,,,dadi bingung. Sam Fikar terdiam dengan posisi berdiri di tempat parker agak lama, kemudian sam Akbar memanggilnya, dan mereka berdua mengamati kamar yang di tunjukkan oleh tukang ojek tersebut.
“Iki loh mas,,,kamare,,,apik yo,,,gede,,,bersih,,,engkok lek pengen ngopi opo ngeteh,,,pean gawe dewe,,,banyu panas, kopi, gulo, karo tehe wis tersedia nang mejo kunu,,,gratis,,,piye? Dil? Peyan melbu-melbu disek gk popo,,,bek pengen ngecek-ngecek kamar mandi,,,” Si tukang ojek berbicara dengan sangat sopan.
“Yok po Kar?” Sam Akbar bertanya kepada sam Fikar.
“Kulo manut sam,,,,”
“Ya pak,,,kita istirahat ndek kene,,,”
“Oke mas,,,Pelunasan biayane sak niki mas,,,kale nyuwun KTP ne,,,damel laporan”
“Lo,,,Laporan apa pak? Kulo dereng gada KTP,,,Pripun? Kulo gade Kartu Pelajar pak,,,”
“Owalah,,,ya gpp mas,,,Karrtu Pelajar ae,,,nang kene iki mas kan gelek di gae arek-arek enom nginep karo pacare,,,dadi,,,cek aman,,,gak di grebek pak polisi,,,pemilik vila-vila nang kene iki gawe kesepakatan mas karo pihak kepolisian,,,lek onok arek nyewo kamar,,,kene kudu laporan pihak kepolisian setempat,,,lan bayar 10 ribu,,,per kamare,,,istilahe,,,uang keamanan mas,,,,”
“Owalah,,,ngonten ta pak,,,pantesan,,,nang kene akeh sepeda motor parkir pak,,,tapi suasanane sepi banget,,,aku paham sak niki” Fikar menyahut.
Kemudian sam Akbar membayar uang sewa kamar tersebut dan memberikan Kartu Pelajarnya,,,ketika sam Akbar membuka dompet,,,terlihat uangnya sangat banyak…terlihat seluruh uangnya berupa uang 100 ribuan. Kemudian pak ojek tersebut menerima uang dari sam Akbar beserta kartu pelajarnya dan pergi menuju ke dalam office. Tak lama kemudian, pak ojek kembali datang ke kamar sam Akbar untuk memberikan teremos yang telah berisi air panas dan uang kembalian sam Akbar.
“Mas,,,,niki uang kembaliane,,,Kartu Pelajar pean ada di office, nanti lek mau pulang,,,baru bisa di ambil”
“Geh pak,,,matur suwun”
“Sami-sami mas,,,oh geh mas,,,kok jaler-jaleran ngonten,,,mboten pengen pesen cewek ta mas?”
Hehehe “Hem,,,,saget pesen cewek pisan ta pak ten mriki?”
Sam Fikar menunjukkan ekspresi terkejut,,,dalam hatinya,,,dia ingin berkata kepada sam Akbar,,,agar tidak usa memesan cewek,,,dia takut terjerumus dalam dosa zina,,,dan dia takut terkena penyakit HIV & AIDS.
Bapak ojek menjawab “Saget mas,,,ten meriki niki pun enten prostitusi sejak zaman penjajahan,,,ten meriki prostitusi niku berjalan sangat terorganisir,,,pean pengen cewek umur pinten mawon enten,,,sing prawan pun geh enten,,,tapi wawis mas lek prawan…terus geh aman dugi penyakit, lan regine pun bertahap mas,,,nyesuaiaken kale kecantikan lan pelayanane mas,,,pripin? Ketimbang pean istirahat mawon ten mriki,,,mendingan istirahat ples-ples mas”
Sam Akbar bertanya “Pinten pak regine? Saget ningali barange ta?”
“350 ribu mas per tiga jam,,,niku pun sak laporane,,,aman dugi gerebekan polisi,,,,lek pean pengen ngertos barange,,,kulo teraken ningali-ningali rumiyen,,,engken lek mboten sios geh mboten nopo-nopo,,,pripun?”
“Geh Pak,,,Kar,,,Pean enteni kene ae yo,,,pean turuo sik gak popo,,,”
Dengan berat hati sam Fikar menjawab “Geh mas”, batin sam Fikar bergejolak, dia takut terjerumus pada prilaku yang berdosa besar, dalam hati dia berdo’a “Ya Allah,,,Lindungi hambamu ini dari hasutan hawa nafsu kami,,,hanya pada-Mu hamba memohon,,,dan lindungilah sam Akbar dari orang-orang yang dzalim”.
Kemudian pak ojek langsung mengambil motornya,,,dan sam Akbarpun dibonceng olehnya menuju tempat prostitusi yang berada di dekat hotel surya, kemudian sesampai di tempat tersebut sam Akbar langsung diajak untuk masuk ke dalam suatu rumah,,,namun rumah tersebut sangat sepi,,,ternyata germonya masih tidur,,,dan para PSKnya masih pada mandi,,,setelah dibangunkan sama pak ojek akhirnya sang germo pun bangun,,,
“Onok pelanggan” pak ojeknya berbicara dengan si germo
“Oh,,,,Sini mas,,,masuk mas,,,jangan malu-malu,,,anak-anak masih pada mandi mas,,,maklum,,,tadi malam habis melayani pelanggan mas,,,tunggu dulu ya,,,” Si germo berbicara sambil menarik baju sam Akbar,,,dan mengajaknya duduk berdua.
Sam Akbar menjawab “Iya buk,,,Lama ta buk mandinya?”
“Lo,,,anak-anak sini lama-lama mas mandinya,,,biar bersih,,,biar sip,,,manteb,,,and gk legit gitu memeknya mas,,,,”
Sam Akbar bingung,,,dan kebingungan tersebut sangat terlihat dari ekspresi wajahnya,,,dia bertanya-tanya sendiri,,,apa memek itu ya??? Namun, sam Akbar tidak mengungkapkannya pada germonya,,,dia memilih untuk diam.
“Lo,,,di ajak ngobrol kok diam aja mas,,,,masih unyuk-unyuk,,,ganteng lagi,,,” si germo bicara sambil pegang-pegng janggut sam Akbar,,, “Suka yang lebih gede,,,apa yang seumuran,,,apa yang lebih kecil mas???”
“Apanya buk???”
“Yah itu,,,anak-anak ibuk,,,nanti tak panggilkan,,pean bisa milih nanti,,,servicnya oke,,,gak rewel anak-anaknya ibuk itu,,,tak jamin puas,,,and bakal main ke sini lagi,,,hehehe”
“Saya pengen yang paling muda buk,,,ada ta? Umur berapa buk adanya?”
“Em,,,Pengen yang paling muda to,,,pasti ada lah sayang,,,ada yang umur 15 sama  18,,,mau yang mana? Em,,,gini aja, anak-anak kan belum selesai mandinya,,,liat aja langsung,,,ayo liat mereka yang lagi mandi,,,pasti seru,,,,ayo,,,” Ibuk germo berbicara sambil berdiri dan menarik tangan sam Akbar.
“Ndak usa buk,,,saya uda menentukan pilihan,,,yang umur 15 aja,,,ndak usa di liat,,,sya percaya kok sama ibuk,,,”
“Hem,,,masih malu-malu to,,,ketahuan,,,masih pertama ini ya,,,,ih,,,emang rizkinya Lyla,,,dapat melayani jaka,,,hem,,,gemes,,,”
“Ini buk,,,saya bayar,,,” Sam Akbar langsung mengeluarkan uang dari dompetnya.
“Hem,,,pas ya mas,,,350,,,,jangan bosen ya main ke sini,,,,hehehe,,,silahkan,,,tunggu di kamar aja,,,nanti pak Yanto yang ngantar dik Lylanya ke kamarnya emas,,,,”
“Oke,,,makasih buk,,,” Sam Akbar langsung keluar dari rumah tersebut,,,dan mengajak pak ojek tersebut yang ternyata namanya adalah pak Yanto,,, “Ayo pak,,,Antarkan saya balik ke kamar”
“Oke mas,,,berangkat,,,ndak mau pesen Bir atau SS ta mas? Biar kuat mainnya,,,hehe”
“Apa SS itu pak?”
“Sabu mas,,,masak gk tau se,,,”
“Waduch,,,ndak pak,,,maaf pak,,,saya hanya perokok saja,,,dan sya juga ndak pgen nyicipi barang kayak gitu,,,”
“Oke lah mas”
Kemudian, pak Yanto langsung mengambil sepedanya dan mengantarkan sam Akbar kembali ke vila. Sinar mentaripun mulai terlihat,,,suasana dinginpun mulai menyayup dan jalananpun mulai ramai, para orang tua banyak yang mengantarkan anaknya pergi ke sekolah, dan sesampai di vila, pak yanto langsung putar balik untuk menjemput Lyla, sementara sam Akbar berjalan menuju kamarnya, terlihat sam Fikar telah terlelap lenyap dalam tidurnya dan sam Akbar duduk di sampingnya,,,sambil menungu Lyla datang dia duduk dan memejamkan matanya, kemudian dia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengampuni dosa-dosanya, dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa dosanya untuk yang akan datang.
Aku berangan dapat menunjukkan pada kalian mengenai cahaya
Namun, terjerat pada keterbatasan kosa kata aku terperangkap
Mestinya, kesederhanaan mengenai pemahaman ini yang harus aku temukan
Jawabnya, ada pada diri kalianlah kunci jawaban dari tiap persoalan
Renungkanlah

Gugusan Cahaya
£££ Segala kebenaran maunya diketahui dan dinyatakan, dan juga dibenarkan. Namun, kebenaran itu sendiri tidak memerlukan hal tersebut karena dialah yang menunjukkan apa yang diakui benar dan harus berlaku (Paul Natrop) £££

Hening suasana kamar terasa, kesunyian telah menyelimuti tempat yang nista, namun kenistaan tersebutlah yang menjadikan tempat ini begitu istimewa. Seiring bergeraknya waktu yang terus melaju, semakin dapat ku rasakan detik-detik menjelang kehadirannya, seorang yang nantinya dapat memperbaiki ini semua, seseorang yang dilahirkan untuk menjadi pendampingku, manifestasi dari jubah keagunganku, dan aku akan selalu berdo’a untuk kebaikannya. Ya Allah Rabbil’alamin, jernihkan hatinya, sinari pikirannya dan tuntunlah dia agar dapat menemukan kesejatian dalam dirinya. Sembari menunggu Lyla datang, aku membangunkan Fikar.

0 komentar:

Posting Komentar