Keindahan
Surga
£££
Manusia
yang mengetahui (‘Ilm) akan mengerti mengenai kesengsaraan
manusia-manusia yang tidak mengetahui (Jahl) dan manusia yang tidak
mengetahui (Jahl) tidak akan mengetahui kebahagiaan-kebahagiaan dari
manusia yang mengetahui (‘Ilm) (Plato) £££
Dari dimensi
lain keidupan ini, terlahirlah seorang insan mulia. Beliau terlahir untuk
menerangi jalan dari para pemimpin yang telah di takdirkan. Dia memiliki
kepribadian yang agung. Paras wajahnya yang elok seakan-akan memancarkan
kilauan sinar kemulyaan. Tiap kata yang terucap dari bibir indahnya
melambangkan kemapanan pengetahuannya dan keluasan wawasannya. Prilakunya yang sangat
unik, membuat karakter dan lakunya tak terprediksi. Kearifannya telah melampaui
batas kearifan yang dimiliki oleh anak-anak seusianya. Saat ini, dia sedang
menempuh pendidikan menengah pertamanya di sebuah pondok pesantren salafiyyah
yang ada di jawa timur dan teman-temannya memanggilnya dengan panggilan Sam
Akbar.
Pada suatu
malam, dia bercengkramah dengan para murid-muridnya yang sekaligus juga
teman-temannya.
“Rek,,,dunyo
iki tak delok-delok kok tambah rusak yo,,,,remaja-remaja zaman sekarang iki kok
luweh akeh maksiyate,,,,daripada eling marang Pengerane,,,kenek opo yo???”
beliau berbicara dengan ekspresi yang sangat serius. “Padahal, baik dan
tidaknya suatu masyarakat itu ditentukan oleh generasi mudanya,,,la lek
arek-arek nom zaman sak iki modele koyok ngene,,,aku yakin zamane kholifah Ali
bin Abi Thalib akan sering terulang kembali”. Beliau berbicara sambil
memejamkan mata dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Sam Fikar
menanggapi pertanyaan Sam Akbar dengan berbalik bertanya “maksute zamane
kholifah Ali terulang kembali niku pripun Mas??? Kulo mboten paham, hehehe” Sam
Fikar bertanya sambil tertawa.
“Owalah,,,yo ngene
iki lo kurange ilmu sing di ajarno nang sekolah iku,,,murid-murid akeh diajari
teori-teori, tapi sedikit sekali diajari tentang ilmu hikmah,,,yok opo
menurutmu rek???”.
Mereka semua
dengan serentak menjawab “Leres niku Mas”.
“Kerono opo
ngunu iku rek??? Opo’o kene lek sekolah iku garai kene dadi pinter, tapi jarang
garai kene dadi wong sing ngerti???”
Sam Ahmad
menjawab “Geh mungkin kerono guru-gurene kene geh jarang mikiraken tentang
hikmahe kito diparingi kehidupan niki Mas kale Pengeran, sehingga kebanyakan
nopo sing diajaraken niku mboten dadosaken kito cedek dateng Pengeran, soale
sing ngajaraken geh mboten cedek kale Pengeran, hehehe. Pripun Mas menurut
Pean?” Sam Ahmad berbicara sambil tersenyum.
“Iyo,,,iku ya
termasuk landasan rusake generasi muda saat ini,,,yo iku guru-guru gagal
mendidik murud-murid e,,,karena mereka banyak yang gagal mendidik diri
sendiri,,,dan yang lebih parah, ngajari muride iku dijadikan jembatan gawe nguripi
dek e lan keluargane, jadi pendidikan sekarang sudah menjadi lahan bisnis, dan
sekolah sudah hampir sama seperti pasar, padahal jarene Rosulullah, pasar
merupakan salah satu tempat di mana setan-setan berkumpul. Tapi iki terlalu
parah rek,,,soale pasare duduk pasar biasa,,,tapi pasar prostitusi,,,tak sebut
ngunu soale pendidikan di jadikan lahan untuk mencari materi dengan cara
menjual materi,,,deloken ta,,,prostitusi pendidikan di Indonesia ini lak
akeh,,,penjahat-penjahat intelektual juga menyebar di tanah air kita
ini,,,begal-begal hak asasi anak juga merajalela dengan amannya,,,,eksploitasi
kedewasaan fisik nan psikis dalam usia dini juga marak diperjuangkan demi
menunjang eksistensi suatu lembaga,,,padahal gerakan tersebut dapat dikatakan
gerakan yang kurang subtantif,,,karena orientasi gerak tersebut, rata-rata
hanya untuk seneng-seneng,,,,Piye ngene iki rek??? Hehehe” Sam Akbar mengakhiri
ungkapannya dengan tawa. “Melakune wong urip iku rek,,kudu seneng,,,tapi gak
oleh seneng-seneng,,,paham ta???”
Forum menjadi
ramai dengan tawa, mereka menjawab “Hehehehe,,,Paham Mas,,,berarti serem ya Mas
kondisi pendidikan di negeri ini,,,,hehehe,,,” Mas Zulal menanggapi argument
Sam Akbar “wis lek ngunu kita setelah ni jangan terlalu serius Mas law sekolah,,,hehe”
Mas Zulal berkata sambil tertawa.
Dalam sela
tawa teman-temannya, Mas Fikar kembali bertanya kepada Sam Akbar “Pertanyaan kulo
mboten di jawab ta Sam??? Maksute zamane kholifah Ali terulang kembali niku
pripun?”.
“Ow,,,iyo,,,lali
aq,,,hehehe” Sam Akbar menanggapi pertanyaan Mas Fikar sambil tertawa “Sam
Ahmad iso jawab pertanyaane Fikar ta???”.
Sam Ahmad
menjawab “Mboten saget Sam, malahan kulo ge pengen ngertos Sam”
“Owalah,,,ngene
lo rek,,,sepeninggal Rasullullah kan sistem pemerintahan Islam dipimpin oleh
Khulafaurrasyidin, tapi mengapa pada zaman khalifah Ali terjadi peperangan yang
dahsyat antara Sayyidina Ali dengan Mu’awiyyah bin Abi Sufyan? Padahal pada
zaman khalifah Abu Bakar sampai pertengahan kepemimpinan khalifah Ustman bin
Affan, umat Islam tidak saling bertengkar antara satu dengan yang lain?
Jawabane sederhana rek,,,karena sepeninggal Rasulullah terjadilah masalah-masalah
baru, yang Rasulpun belum menjelaskan terkait masalah tersebut, sehingga dengan
landasan al-Qur’an dan Hadist,,,para sahabat berijtihad untuk menyelesaikan
masalah tersebut, dan hasil ijtihad dari sahabat Nabi itu berbeda-beda,
sehingga memunculkan golongan-golongan, kemudian para sahabat yang hidup di
zaman Abu Bakar dengan sahabat-sahabat yang hidup di zaman Sayyidina Ali
kebanyakan juga berbeda sehingga sahabat Ali menanggapi pertanyaan Fikar dengan
kata-kata Peperangan ini terjadi di masaku karena aku memimpin orang-orang
seperti kalian dan perang ini tidak terjadi di masa Abu Bakar, Umar dan Utsman
karena mereka memimpin orang-orang seperti aku. Paham ta rek,,,hehe?” Sam
Akbar bertanya dengan tertawa.
“Paham Mas,,,”
teman-teman Sam Akbar menjawab dengan kompak.
Kemudian Sam
Fikar kembali bertanya “teruz nopo hubungane Mas,,,masa Sayyidina Ali dengan
masa kita? Ngapunten kulo tasek dereng paham Mas”.
“Hehehe” Sam
Akbar tertawa “Negara kita ini merupakan Negara yang baru merdeka Sam,,,banyak
sekali peraturan-peraturan yang belum di rumuskan secara tertulis,,,sehingga
Negara ini rawan menjadi Negara yang gagal merdeka secara menyeluruh jika
masyarakatnya tidak dapat memiliki jiwa yang merdeka per individunya. Sebenarnya,,,sukses
dan tidaknya kemerdekaan Negara kita ini, tergantung pada
masyarakat-masyarakatnya Sam,,,jika masyarakat negeri ini masih senang
berprilaku layaknya hewan,,,maka,,,seberapa kokohpun hukum berusaha ditegakkan,,,masyarakat
Indonesia tetap tidak akan dapat menghormati hukum dan kemerdekaan yang ideal
tidak akan pernah mereka rasakan, karena kemerdekaan bukanlah masalah
konstitusional Sam, tapi masalah individual. Negara ini dinyatakan merdeka
secara konstitusional bukan pada masa kita hidup Sam dan juga bukan kita yang
memperjuangkan kemerdekaan konstitusional tersebut. Oleh sebab itu, di masa
sekarang Negara ini akan mengalami kerawanan ketidaksuksesan dalam menggapai
kemerdekaannya, karena pastilah masyarakat Indonesia di zaman sekarang ini yang
akan berprilaku sebagai penjajah-penjajah baru di negeri sendiri, sehingga
rawan memunculkan peperangan dan perpecahan, sama kayak masanya sayyidina Ali.
Paham ta Sam???”
“Em,,,githu
ta,,,geh,,,paham Sam,,,” Sam Fikar menjawab sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya.
Sam Akbar
kembali berkata “Makane rek,,,hti-hati dalam memberikan solusi terkait masalah
apapun, karena setiap masa dan wilayah memiliki problematikanya sendiri-sendiri
karena gerak selalu ada. Oleh sebab itu, jangan kita menyikapi masa kita dengan
menyamakannya dengan masa orang-orang terdahulu dan masa orang-orang yang akan
datang”.
Kemudian Sam
Ahmad kembali bertanya “Trus pripun carane Mas mengatasi kebobrokan moral
remaja-remaja di Indonesia ini Mas? Soale terose pean wau kan generasi muda
yang memegang peran penting dalam memperbaiki system kemasyarakatan yang ada di
dunia ini,,,dan karena pean juga bilang law tiap wilayah juga memiliki
problematikanya sendiri,,,berarti bukan solusi untuk dunia mas lebih tepatnya,,tapi
solusi untuk Indonesia ini, pripun Mas solusine?”.
Sam Akbar
menjawab dengan tegas “Kita akan memiliki satu teman lagi rek,,,tapi dia tidak
berumuran sederajat dengan kita, dia merupakan seorang mahasiswa, dia juga
menjadi pimpinan dalam sebuah organisasi yang bergerak di bidang Advokasi, dia
akan menjadi muridku nantinya, dan perjuangannyalah nantinya yang akan
mengawali perubahan moralitas masyrakat Indonesia ini”.
Mas Zulal
bertanya “Bagaimana caranya dia menemukan pean Sam??? Saya penasaran Sam,,,,”
Ekspresi wajah Mas Zulal menunjukkan rasa ingin tahu yang sangat luar biasa.
Sam Akbar menjawab
“Hehe,,,Mas Zulal kepo,,,,” Sam Akbar tertawa sangat keras,,,sehingga semua
yang ada di forum juga ikut tertawa,,, “Biarlah Allah yang menuntunya
padaku,,,karena dia terlahir dengan tugas untuk membantuku,,,masalah jalan
bagaimana dia sampai padaku,,,aku tidak memikirkannya,,,karena aku hanya
menyandarkan hidupku pada Allah,,,ketika masa itu datang,,,dia yang akan
mencariku,,,dan aku yakin terhadap hal itu”.
“Amin,,,,”
Semua teman-teman Sam Akbar mengamini kata-kata Sam Akbar.
Kemudian,
karena apa yang ingin dikaji oleh Sam Akbar telah selesai dikaji dengan
teman-teman sekaligus murid-muridnya dengan tuntas, maka Sam Akbar mengajak
teman-temannya untuk istirahat sebelum forum yang mereka bentuk itu dibubarkan oleh
cak mosleh secara paksa dan disisi lain juga Sam Akbar mengajak teman-temannya
untuk tidur agar besok mereka bisa bangun pagi dan shalat subuh berjamaah.
Lembut hangat
mendekap jiwa
Damai, tentram
simponi ku rasa
Lunglai gerak dialektis
menghiasi nirwana
Dalam bingkai
wujud yang berbeda
Aku Terpesona
0 komentar:
Posting Komentar